Bahan
pangan dapat berasal dari tanaman maupun ternak. Produk ternak merupakan sumber
gizi utama untuk pertumbuhan dan kehidupan manusia. Namun, produk ternak akan
menjadi tidak berguna dan membahayakan kesehatan apabila tidak aman dikonsumsi.
Bahan pangan asal ternak (daging, telur, susu) serta olahannya mudah rusak dan
merupakan media yang sangat baik bagi pertumbuhan mikroba.
Cemaran
mikroba pada pangan asal ternak yang dapat membahayakan kesehatan manusia
adalah Coliform, Escherichia coli,
Enterococci, Staphylococcus aureus, Clostridium
sp., Salmonella sp.,
Champhylobacter sp., dan
Listeria sp. (Syukur 2006). Beberapa
cemaran mikroba yang berbahaya pada produk segar antara lain adalah Salmonella sp., Shigella sp., dan E.
coli. (Pusat Standarisasi dan
Akreditasi 2004).
Tidak kalah pentingnya, selain makanan manusia
juga membutuhkan minuman sebagai asupan akan kebutuhan air dan elektrolit. Minuman
yang dikonsumsi oleh manusia tak ubahnya dengan makanan yang dapat tercemari
oleh bakteri, misalnya susu. Susu memiliki kandungan gizi yang tinggi dan merupakan
bahan makanan sempurna, karena mengandung hampir semua zat gizi yang diperlukan
tubuh manusia dalam jumlah yang cukup dan seimbang, yaitu 1 bagian karbohidrat,
17 asam lemak, 11 asam amino, 16 vitamin, dan 21 mineral (Dinas Peternakan
Provinsi Jawa Barat 2003).
Susu merupakan media
yang sangat baik bagi pertumbuhan bakteri dan dapat menjadi sarana bagi
penyebaran bakteri yang membahayakan kesehatan manusia. Karena itu, susu akan
mudah tercemar mikroorganisme bila penanganannya tidak memperhatikan aspek
kebersihan (Balia et al. 2008).
Bakteri yang dapat mencemari susu terdiri atas dua golongan,
yaitu bakteri patogen dan bakteri pembusuk. Kedua golongan bakteri tersebut
dapat menyebabkan penyakit yang ditimbulkan oleh susu (milkborne disease), seperti tuberkulosis, bruselosis, dan demam tipoid.
Mikroorganisme lain yang terdapat di
dalam susu yang dapat menyebabkan penyakit adalah Salmonella,
Shigella, Bacillus cereus, dan S.
aureus (Buckle et al. 1987). Selain itu pada susu juga terdapat bakteri Proteus, Clostridium, E.Coli, dan Streptococcus
pyogenes. Mikroorganisme tersebut dapat masuk ke dalam susu melalui udara,
debu, alat pemerah, dan manusia.
Streptococcus
pyogenes adalah salah satu bakteri pada susu,
bakteri ini berbentuk coccus Gram positif, non motil, tidak berkapsul dan tidak
berspora. Bakteri ini termasuk dalam bakteri β-hemolitik. Bakteri ini berasal
dari kelenjar mammae yang terinfeksi. Pada manusia infeksi dari bakteri ini
akan menyebabkan radang tenggorokan akut tanpa dahak (faringitis).
Pada kasus keracunan setelah minum susu, S. aureus sering dilaporkan sebagai penyebabnya. Hal yang penting
dari S.aureus adalah menghasilkan
toksin yang bersifat tahan panas. S.
aureus menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan mual, muntah, dan diare
dan kasus tersebut disebut intoksikasi. Kasus intoksikasi terjadi karena
mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung toksin. Enterotoksin tahan
pada suhu 110ºC selama 30 menit, dan dalam jumlah 106−108 cfu/ml berpotensi
menghasilkan toksin.
Jumlah S. aureus
>10 cfu/ml pada susu sudah dapat membentuk toksin dan bila dikonsumsi akan
menyebabkan intoksikasi. Mekanisme kerja toksin S. aureus adalah dengan cara
merangsang reseptor saraf lokal dalam perut, selanjutnya mengantarkan impuls
melalui syaraf vagus dan simpatetik dan pada akhirnya menstimulasi pusat muntah
yang terdapat di medula oblongata (Tamarapau et al. 2001).
0 komentar:
Posting Komentar