Manfaat
mikroba dalam usaha pertanian belum disadari sepenuhnya, bahkan sering
diposisikan sebagai komponen habitat yang merugikan,
karena pandangan umum terhadap mikroba lebih terfokus secara
selektif pada mikroba patogen yang menimbulkan penyakit pada
tanaman. Padahal sebagian besar spesies mikroba merupakan
mikroflora yang bermanfaat, kecuali beberapa jenis spesifik yang dapat
menyebabkan penyakit bagi tanaman. Pada lahan sawah yang tergenang
air terdapat lebih dari 20 jenis bakteri fiksasi N2 dari udara yang
hidup secara bebas (Watanabe 1978). Mikroba lain berfungsi sebagai perombak
bahan organik (dekomposer), nitrifikasi, denitrifikasi, pelarut
fosfat,dan lain-lain.
Saraswati
et al. (2004) secara umum menggolongkan fungsi mikroba menjadi
empat, yaitu:
(1)
meningkatkan ketersediaan unsur hara tanaman dalam tanah
(2)
sebagai perombak bahan organik dalam tanah dan mineralisasi unsur organik
(3)
bakteri rizosfer-endofitik untuk memacu pertumbuhan tanaman dengan
membentuk enzim dan melindungi akar dari mikroba patogenik
(4)
sebagai agensia hayati pengendali hama dan penyakit tanaman.. Berbagai reaksi
kimia dalam tanah juga terjadi atas bantuan mikroba tanah (Yoshida,1978).
.
Berikut ini dibahas enam kelompok mikroba bermanfaat sebagai komponen
teknologi pertanian:
·
Bakteri Fiksasi Nitrogen
Berbagai
jenis bakteri fiksasi N2 secara hayati, bakteri foto-autotrofik
pada air tergenang dan permukaan tanah, dan bakteri heterotrofik dalam
tanah dan zona akar. Bakteri tersebut mampu mengikat nitrogen dari
udara, baik secara simbiosis (root-nodulating bacteria) maupun
nonsimbiosis (free-living nitrogen-fixing rhizobacteria).
Bakteri fiksasi N2 yang hidup bebas pada daerah perakaran
dan jaringan tanaman padi, seperti Pseudomonas
sp., Enterobacteriaceae, Bacillus, Azotobacter, Azospirillum, dan Herbaspirillum telah
terbukti mampu melakukan fiksasi N2. Bakteri fiksasi N2
pada rizosfer tanaman gramineae,
seperti Azotobacter paspali dan Beijerinckia sp., termasuk salah
satu dari kelompok bakteri aerobik yang mengkolonisasi permukaan akar Di
samping itu, Azotobacter merupakan
bakteri fiksasi N2 yang mampu menghasilkan substansi
zat pemacu tumbuh giberelin, sitokinin, dan asam indol
asetat, sehingga dapat memacu pertumbuhan akar.
·
Mikroba Pelarut Fosfat
Berbagai
spesies mikroba pelarut fosfat (P), antara lain Pseudomonas, Microccus, Bacillus, Flavobacterium, Penicillium,
Sclerotium, Fusarium, dan Aspergillus,berpotensi
tinggi dalam melarutkan P terikat menjadi P tersedia dalam
tanah.
·
Bakteri pereduksi sulfat
Bakteri
pereduksi sulfat yang terdiri atas genera Desulfovibrio,
Desulfotomaculum, Desulfosarcina, dan
Desulfococcus mempunyai kemampuan memetabolisme senyawa sederhana, seperti
laktat, asetat, propionat, butirat, dan benzoate.
Bakteri
pereduksi sulfat merupakan perombak bahan organik utama dalam
sedimen anaerob, dan berperan penting dalam
mineralisasi sulfur organik dan produksi Fe dan P mudah larut.
·
Rizobakteri penghasil zat pemacu tumbuh
Beberapa
spesies bakteri rizosfer (di sekitar perakaran) yang mampu ningkatkan
pertumbuhan tanaman sering disebut Plant Growth Prom,Rhizobacteria (PGPR) atau
Rhizobakteria Pemacu Pertumbuhan Tanah (RPPT). RPPT terdiri
atas genus Rhizobium, Azotobacter,
Azospiri, Bacillus, Arthrobacter, Bacterium, Mycobacterium, dan
Pseudomonas.
·
Mikroba perombak bahan organik
Didalam
ekosistem, mikroorganisme perombak bahan organik memegang peranan penting
karena sisa organik yang telah mati diurai menjadi unsur-unsur yang
dikembalikan ke dalam tanah dalam bentuk hara mineral N, P, K, Ca, Mg, dan atau
dalam bentuk gas yang dilepas ke atmosfer berupa CH4 atau CO2.
Mikroba perombak bahan organik terdiri
atas Trichoderma reesei, T. harzianum, T.
konigii, Phanerochaeta crysosporium, Cellulomonas, Pseudomonas, Thermospora, Aspergillus
niger, A. terreus, Penicillium, dan streptomyces.
·
Pemanfaatan Mikroba Penyubur Tanah
sebagai Komponen Teknologi
Penggunaan
mikroba penyubur tanah dapat memberikan berbagai
manfaat, yaitu:
(1)
menyediakan sumber hara bagi tanaman
(2)
melindungiakar dari gangguan hama dan penyakit
(3)
menstimulir sistem perakaran agar berkembang sempurna dan memperpanjang usia
akar
(4)
memacu mitosis jaringan meristem pada titik tumbuh pucuk,
kuncup bunga, dan stolon
(5)
sebagai penawar racun beberapa logam berat
(6)
sebagai metabolit pengatur tumbuh
(7)
sebagai bioaktivator.
0 komentar:
Posting Komentar