Kamis, 12 April 2012

Shigella


Shigella adalah bakteri patogen usus yang dikenal sebagai agen penyebab penyakit disentri basiler. Bakteri ini menginfeksi saluran pencernaan dan menyebabkan berbagai gejala, dari diare, kram, muntah, dan mual.
Shigella merupakan penyebab diare disentri yang paling sering pada anak usia 6 bulan sampai 10 tahun di Amerika Serikat dan negara berkembang. Shigella tahan terhadap keasaman lambung dan membutuhkan inokulum yang kecil untuk menyebabkan diare sehingga mudah ditularkan ke orang lain. Penularan terjadi dalam kondisi banyak orang berkumpul dalam satu tempat seperti di penitipan anak, panti asuhan atau tempat penampungan. Rendahnya sanitasi, pasokan air yang buruk, dan fasilitas yang pipa tidak dapat memberi sumbanagan terhadap peningkatan risiko infeksi. Shigella menginvasi dan berproliferasi di dalam epitel kolon. Kemudian menghasilkan suatu toksin dengan efek sekretori dan sitotoksik dan menyebabkan ulkus sehingga tinja mengandung lendir dan darah, secara mikroskopis ditemukan leukosit dan eritrosit.
Pada  tahun 2008 terjadi KLB  di  69 Kecamatan  dengan  jumlah  kasus  8133  orang,  kematian  239  orang  (CFR  2,94%). Tahun  2009  terjadi KLB  di  24 Kecamatan dengan jumlah kasus 5.756 orang, dengan kematian 100 orang (CFR 1,74%),  sedangkan tahun 2010  terjadi KLB diare di 33 kecamatan dengan jumlah penderita 4204 dengan kematian 73  orang (CFR 1,74 %.). Berdasarkan isolasi penderita diare dari RS Karantina Jakarta pada tahun 1980--1985 spesies terbanyak dari Shigella ialah Sh. Jlexneri (47,1%) lalu menyusul Sh. dysentriae (27.4%).

A.    Taksonomi
Kingdom         : Bacteria
Filum               : Proteobacteria
Kelas               : Gamma proteobacteria
Ordo                : Enterobacteriales
Famili              : Enterobacteriaceae
Genus              : Shigella
Spesies            : Shigella flexneri, Shigella dysenteriae, Shigella boydii dan Shigella sonnei

B.     Struktur antigen
 Shigella mempunyai susunan antigen yang komplek, terdapat tumpang tindih dalam sifat serologik berbagai spesies, dan sebagian besar bakteri ini mempunyai antigen O yang juga dimiliki oleh bakteri enterik lainnya. Antigen somatik O Shigella adalah liposakarida. Kekhususan serologiknya tergantung pada polisakarida. Terdapat lebih dari 40 serotipe. Klasifikasi Shigella didasarkan pada sifat-sifat biokimia dan antigenic (Nathania, 2008).
Shigella dibagi dalam empat serogrup berdasarkan komponen-komponen utama antigen O yaitu:
1.      Grup A: Shigella dysenteriae
2.      Grup B: Shigella flexneri
3.      Grup C: Shigella boydii
4.      Grup D: Shigella sonnei
Setiap serogrup dibagi lagi dalam serotip berdasarkan komponen minor antigen O. sampai saat ini sudah ditemukan 10 serotip Shigella dysenteriae, 6 serotip Shigella flexneri, 15 serotip Shigella boydii, 1 serotip Shigella sonnei.

C.    Toksin
 Shigella sp. dapat menyebabkan penyakit karena bakteri tersebut mampu menghasilkan toxin (racun). Ada 2 macam racun, yaitu:
1.      Endotoksin
Infeksi hampir selalu terbatas pada saluran pencernaan, invasi ke aliran darah sangat jarang dan sangat menular. Infeksi di usus akut ini adalah disentri basiler/ Shigellosis yang dapat sembuh sendiri. Reaksi peradangan yang hebat tersebut merupakan faktor utama yang membatasi penyakit ini hanya pada usus. Selain itu juga menyebabkan timbulnya gejala klinik berupa demam, nyeri abdomen, tenesmus ani (mulas berkepanjangan tanpa hasil pada hajat besar). Waktu terjadinya autolysis semua bakteri Shigella sp mengeluarkan lipopolisakaridanya yang toksik. Endotoksin mungkin akan menambah iritasi pada dinding usus.

2.      Eksotoksin
Eksotoksin merupakan protein yang antigenik (merangsang produksi antitoksin) dan mematikan hewan percobaan. Aktivitas enterotoksin terutama pada usus halus yang berbeda bila dibandingkan dengan disentri basiler klasik dimana yang terkena adalah usus besar. Sebagai eksotoksin zat ini dapat menimbulkan diare sebagaimana enteroktoksin yang tidak tahan panas.
Pada manusia eksotoksin menghambat absorbsi gula dan asam amino pada usus kecil. Neurotoksin ini juga ikut berperan dalam menyebabkan keparahan penyakit dan sifat infeksi Shigella dysenteriae, serta menimbulkan reaksi susunan saraf pusat (meningismus, koma,).

D.    Sifat biakan
Semua Shigella meragikan glukosa. Bakteri ini tidak meragikan laktosa kecuali Shigella sonei.  Ketidak mampuannya meragikan laktosa membedakan bakteri- bakteri Shigella pada perbenihan diferensial. Bakteri ini membentuk asam dari karbohidrat, tetapi jarang menghasilkan gas. Bakteri ini juga dibagi menjadi bakteri yang meragikan manitol dan yang tidak.
Aerob dan fakultatif anaerob, pH pertumbuhan 6,4 – 7,8 dan suhu pertumbuhan optimum 37oC kecuali Shigella sonnei dapat tumbuh pada suhu 45oC. Sifat biokimia yang khas adalah negatif pada reaksi fermentasi adonitol, tidak membentuk gas pada fermentasi glukosa, tidak membentuk H2S kecuali Shigella flexneri, negatif terhadap sitrat, DNAse, lisin, fenilalanin, sukrosa, urease, VP, manitol, laktosa kecuali Shigella sonei meragi  laktosa secara lambat, manitol, xylosa dan negatif pada tes motilitas.

E.     Patogenitas
 Bakteri tertelan, masuk dan berada di usus halus, menuju ileum terminal dan kolon melekat pada permukaan dan kolon, melekat pada permukaan mukosa, berkembang biak, reaksi peradangan hebat, sel-sel terlepas, timbul Ulkus, terjadi disentri basiler (tinja lembek, bercampur darah, mukus dan pus, nyeri abdomen, mules, tenesmus ani).
Masa inkubasinya adalah 2-4 hari, atau bisa lebih lama sampai 1 minggu. Oleh seseorang yang sehat diperlukan dosis 1000 bakteri Shigella untuk menyebabkan sakit. Penyembuhan spontan dapat terjadi dalam waktu 2-7 hari terutama pada penderita dewasa yang sehat sebelumnya, sedangkan pada penderita yang sangat muda atau tua dan juga pada penderita dengan gizi buruk penyakit ini akan berlangsung lama. Pernah ditemukan terjadinya septicemia pada penderita dengan gizi buruk dan berkhir dengan kematian.

F.     Cara Penularan
 Penyebaran Shigella adalah dari manusia ke manusia lain, dimana karier merupakan reservoir kuman. Dari karier ini Shigella disebarkan oleh lalat, juga melalui tangan yang kotor, makanan yang terkontaminasi, tinja serta barang-barang lain yang terkontaminasi ke orang lain yang sehat.



Jawetz, Melnick, dan Adelberg. 2005. Medical Microbiologi. Salemba Medica Page: 353-357
(http://etd.eprints.ums.ac.id/6075/1/J200060055.PDF)  Diunduh pada 21 maret 2012. 

0 komentar:

Posting Komentar